LAPORAN PRATIKUM FILUM NEMATHELMINTES
LAPORAN
PRATIKUM
FILUM
NEMATHELMINTES
Oleh
:
Syahirul
Alim (1512220022)
Dosen
Pembimbing:
Rismala
Kusuma, M.Kes
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN
FATAH PALEMBANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nemathelminthes berasal dari bahasa
Yunani yaitu nemathos“benang dan helminthes“cacing“. Pengertian
Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk benang atau gilik. Filum ini
merupakan salah satu Filum yang beranggotakan terbanyak sekitar 80.000 dan
15.000 diantaranya merupakan parasit. Disebut sebagai cacing gilik karena
memiliki tubuh bulat panjang atau seperti benang. Nemathelminthes sudah
memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati, tetapi memiliki
rongga tubuh semu. Nemathelminthes disebut sebagai hewan pseudoselomata (Nugroho, 2012).
Tubuh Nemthelminthes bulat panjang
dengan permukaan tubuh halus dan mengkilat, hidup di air tawar, air asin, pada
manusia maupun pada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ciri khusus Filum ini antara
lain tubuh tidak beruas-ruas, triploblastis,
bilateral simetris, tubuh panjang silindris, tidak bersilia dan dioceus. Filum ini terdiri dari 2 kelas yaitu Nematoda
dan Acanthocephala. Nematoda memiliki usus tetapi belum memiliki proboscis, sedangkan Acanthocephala
belum memiliki usus tetapi mempunyai proboscis
yang berduri (Satino, 2004).
Memiliki rongga tubuh yang terbentuk
ketika ektodermis membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk menggantungkan visceral serta tidak memiliki lapisan
otot yang mengelilingi saluran pencernaan (usus). Hewan berongga seperti itu
sekarang dimasukkan ke dalam Aschelminthes. Akan tetapi nama Nemathelminthes
lebih sering digunakan karena hanya satu kelompok besar yaitu Nematoda yang
dianggap sukses mewakili Pseudocoelomata
(Sutarno, 2009).
Nemathelminthes hidup bebas
atau parasit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas
berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh
makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya (Sutarno, 2009).
Jadi, yang harus di bahas
pada pratikum nemathelminthes adalah morfologi dan anatomi dari kelompok Filum
Nemathelminthes ini yang biasa disebut dengan cacing gilik. Apalagi jenis
cacing ini sebagian besar merupakan parasit bagi hewan dan manusia. Tentunya
pembuatan laporan ini berdasarkan pengamatan dan sumber referensi yang
mendukung didalam pembahasan dengan jenis Filum ini.
1.2 Tujuan pratikum
Adapun
tujuan dilaksanakannya pratikum Filum Nemathelminthes ini, yaitu :
a) Untuk
mengetahui karakteristik umum dari Filum Nemathelminthes
b) Untuk
mengetahui klasifikasi dari Filum Nemathelminthes, dan
c) Untuk mempelajari struktur pada cacing perut (Ascaris lumbricoides).
BAB
II
TINJUAN
PUSTAKA
2.1 Filum
Nemathelminthes
Filum
Nemathelmintes (Yunani, nema = benang, helminthes = cacing),
memiliki ronngga tubuh tetapi bukan rongga tubuh yang sejati (Pseodocoelom).
Tubuh tersusun atas 3 lapisan disebut tripoblastik dan tidak bersegmen.
Permukaan tubuh dilapisi kutikula yang berfungsi untuk melindungi diri dari
enzim-enzim pencernaan inangnya. Mempunyai sistem pencernaan lengkap (mulut,
faring, usus, dan anus), tetapi tidak memiliki pembuluh darah, makanan
diedarkan melalui cairan pada pseodocoelom. Pernafasan secara
difusi dan alat ekskresinya berupa nefridium. Produksi terpisah dalam
individu yang berbeda (sistem reproduksinya bersifat gonokoris). Dibagi menjadi
2 kelas yaitu nematode dan nematophora. Kelas nematode merupakan kelas yang
paling banyak daripada kelas nemathopora, kelas nemathoda dapat ditemukan di
daerah-daerah yang lembab dan parasit pada hewan, tumbuhan, dan manusia.
Nemathelminthes hampir seluruhnya mempunyai akibat yang buruk jika memasuki
tubuh mahluk hidup lainya. Contoh cacing Ascaris
limbricoides merupakan cacing perut yang menghisap sari makanan dari
manusia. Jadi selain pengurai annelid seringkali malah menjadi parasit pada
tubuh manusia atau hewan. Tubuh berbentuk gilig atau seperti batang tidak
bersegmen, mempunyai selom semu (psedoselomata),
tripoblastik. Permukaan tubuh dilapisi kutikula sehingga tampak mengkilat.
Saluran pencernaan sempurna mulai dari mulut samapi anus. Beberapa jenis
diantaranya memiliki kait. Sistem respirasi melalui permukaan tubuh secara
difusi. Saluran peredaran darah tidak ada, tetapi cacing ini mempunyai cairan
yang fungsinya menyerupai darah. Nemathelminthes atau cacing gilig adalah hewan
berbentuk silinder yang memanjang. Hewan-hewan ini mempunyai dua sifat yang
berkembang lebih maju secara evolusi dibanding dengan cacing pipih. Hewan-hewan
ini mempunyai saluran pencernaan satu arah yang menjulur dari mulut di bagian
muka sampai anus dibagian belakang. Sistem pencernaan satu arah ini
menguntungkan karena meniadakan percampuran makanan yang masuk dengan limbah
yang keluar. Setelah makanan masuk ke dalam mulut, maka makanan tersebut dapat
diproses tahap demi tahap pada waktu melalui satu bagian saluran pencernaan ke
bagian lain. Akhirnya sisa yang tidak tercerna dikeluarkan melalui anus.
Nemathelminthes hampir seluruhnya mempunyai akibat yang buruk jika memasuki
tubuh mahluk hidup lainya. Contoh cacing Ascaris lumbricoides merupakan
cacing perut yang menghisap sari makanan dari manusia. Jadi selain pengurai
annelid seringkali malah menjadi parasit pada tubuh manusia atau hewan.
Nemathelminthes dapat dijumpai di darat, air tawar dan air laut, dari daerah kutub
hingga daerah tropis. Hidup bebas, ada pula yang parasit pada tumbuhan dan
hewan. Contoh Nemathelminthes yang terkenal antara lain Ascaris lumbricoides
(cacing perut), Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan Trichinella
spiralis, Oyuris vermicularis (Kimball, 2006).
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes= cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya
berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki
rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam
tabung), sebuah ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka
hidrostatik, membantu dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena
memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan
Pseudoselomata.
Filum
Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup bebas
meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam sistem peredaran
darah namun memiliki sistem pencernaan yang berkembang dengan baik. Cacing
dari filum nemathelminthes ada yang hidup parasit pada manusia dan hewan,
misalnya Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, dan Trichinella
spiralis. Selain itu, banyak anggota filum nematoda yang merupakan hama
pertanian dan menyerang akar tumbuhan. Beberapa diantaranya merupakan
nemathelminthes yang merugikan karena hidup parasit pada pencernaan manusia (Rusyana,
2014).
a) Ciri-ciri nemathelminthes
Tubuh triploblastik
dan berbentuk bulat panjang. Disebut sebagai hewan pseudoselomata karena
memiliki rongga semu. Tubuh simetri bilateral. Sistem respirasi melalui
permukaan tubuh.Memiliki kutikula yang berfungsi untuk melindungi diri dari
enzim pencernaan inang. Memiliki alat ekskresi berupa sel glanduler. Hampir
semua jenis cacing dalam filum ini bersifat parasit dan menyebabkan penyakit
pada manusia.Sistem perkembangbiakan Umumnya nemathelminthes berkembang biak
secara kawin dengan fertilisasi internal. Organ kelamin jantan dan betina
terpisah pada individu yang berbeda. Beberapa
jenis cacing yang tergolong ke dalam filum nemathelminthes, yaitu: (Rusyana, 2014).
1. Ascaris Iumbricoides (cacing perut), hidup di dalam usus manusia dan
mengisap sari makanan yang ada di dalam usus.
2. Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah
pada manusia, larvanya disebarkan melalui gigitan nyamuk.
3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang), hidup di dalam usus manusia
dan memiliki alat pengait untuk mencengkeram dan mengisap darah.
4. Enterobius vermicularis (cacing kremi), penyebab timbulnya rasa gatal
terus-menerus di sekitar dubur.
Cacing
Ascaris lumbricoides dewasa
hidup di dalam usus halus manusia dan menyerap zat-zat makanan dari usus
tersebut. Cacing ini dapat keluar dari tubuh bersama feses. Apabila orang
tersebut sakit panas maka cacing yang tidak tahan berada dalam usus akan
bergerak ke kerongkongan kemudian keluar melalui mulut atau hidung penderita.
Ukuran cacing jantan biasanya lebih kecil dengan ekor membentuk kait atau
bengkok, sedangkan cacing betina lebih besar dengan ekor lurus (Rusyana,
2014).
Umumnya, cacing Ancylostoma
duodenale disebut cacing
tambang karena penderita cacing ini biasanya orang-orang yang bekerja di
pertambangan. Cacing ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui kulit kaki. Ancylostoma biasanya
hidup di dalam usus manusia. Dengan kait yang ada pada ekornya, cacing ini
dapat mencengkeram dinding usus kemudian mengisap darah penderita (Rusyana,
2014).
Enterobius vermicularis,
cacing ini dikenal dengan cacing kremi. Cacing ini dapat menyebabkan rasa gatal
di sekitar dubur, terutama pada anak-anak. Cacing ini dapat menyebabkan rasa
gatal karena cacing betina biasanya bertelur di sekitar dubur, dan pada waktu
bertelur cacing betina mengeluarkan zat yang dapat mengakibatkan rasa gatal
sehingga penderita akan menggaruknya. Akibatnya, telur cacing dapat menempel
pada kuku penderita sehingga bila penderita makan tanpa mencuci tangan terlebih
dahulu maka telur cacing ini akan ikut tertelan. Di usus, telur akan menetas
kemudian menjadi dewasa. Jadi, cacing ini dapat menular secara
autoinfeksi. Selain itu, cacing ini juga dapat menular melalui makanan yang
tidak dibungkus sehingga tercemar cacing (Rusyana, 2014).
Cacing Trichinella spiralis biasanya hidup di usus
manusia dan karnivora lainnya. Di dalam usus, cacing betina dewasa menghasilkan
larva yang dapat menembus dinding usus sehingga masuk ke aliran darah. Di dalam
aliran darah, cacing kemudian menuju otot. Di otot larva membentuk sista dan
dapat melanjutkan daur hidupnya bila otot termakan hewan atau manusia. Penyakit
yang disebabkan oleh cacing ini disebut trichinosis (Rusyana,
2014).
Wuchereria bancrofti (cacing filaria). Cacing ini
disebut filaria karena tubuhnya berbentuk gilig dan mirip benang. Cacing
filaria hidupnya di dalam pembuluh getah bening atau pembuluh limfa di kaki.
Cacing ini dapat menyumbat pembuluh limfe sehingga menyebabkan pembengkakan
pada kaki dan kaki menjadi besar seperti kaki gajah. Oleh karena itu, penyakit
yang disebabkan oleh cacing filaria sering disebut dengan penyakit kaki gajah
atau elephantiasis (Rusyana, 2014).
2.2
Struktur
Tubuh Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis,
meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih
besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti
benang dengan ujung-ujung yang meruncing. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula
untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup
di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari
dari enzim pencernaan inang (Amin, 2012).
Nemathelminthes memiliki sistem pencenaan yang lengkap
terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior,
sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki
kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada. Dikatakan Pseudoselom karena Nemathelminthes tidak
memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan
tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda. Nemathelminthes hidup bebas atau
parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas
berperan sebagai pengurai sampah organik (Amin, 2012).
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan
betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara
internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan. Alat kelamin terpisah,
cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung
berkait. Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh
kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual
(Rusyana, 2014).
2.3 Karakteristik
Filum Nemathelminthes
Menurut
Sutarno (2009), karakteristik dari Filum ini adalah sebagai berikut.Simetris
bilateral, triploblastik, tidak
memiliki appendag. Memiliki coelom yang disebut pseudocoelom.Alat
pencernaan lengkap. Alat ekskresi dengan sel Renette atau sistem H. Belum memiliki organ peredaran darah,
respirasi. Cincin saraf yang mengelilingi esofagus
merupakan pusat sistem saraf. Berumah dua, fertilisasi internal, tidak dapat
melakukan reproduksi aseksual. Hidup bebas atau parasit.Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya mikroskopis,
meskipun ada yang panjangnya sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih
besar dari pada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti
benang dengan ujung meruncing. Permukaan tubuh
dilapisi kutikula untuk melindungi
diri. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap
terdiri dari mulut, faring, usus, dan
anus. Tidak
memiliki pembuluh darah.
Alat
reproduksi jantan terdiri dari testis
dengan saluran berbentuk benang kusut, kemudian saluran vas deferens yang menuju ke vesikula
seminalis dan berakhir pada saluran ejakulasi, alat reproduksi betina
terkenal dengan bentuk Y. tiap-tiap cabangya terdiri ats ovari dan saluran berbentuk benang kemudian bersambung dengan uterus. selanjutnya kedua uterus bersambung menjadi satu
membentuk saluran dengan otot dan bermuara pada vagina. Pembuahan sel telur terjadi di dalam uterus. Di dalam telur dapat mencapai 27 juta dan tiap-tiap hari
cacing Ascaris menghasilkan 200.000
telur (Jasin, 1984).
Struktur didalam tubuh
dimulai dari mulut berlanjut pada faring
ke esofagus yang berbentuk silindris. Faring berlanjut dengan
intestin yang merupakan saluran pencernaan bagian tengah. Intestin itu berbentuk pipih dorsoventral dan berdinding tipis. Ovarinya berjumlah dua berbentuk
benang yang menggulung. Ovari mempunyai
saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih lebar. Oviduk menuju ke uterus
yangterletak dindingya berotot. Kedua uterus
bergabung dan bermuara pada vagina
lubang vagina atau vulva terletak pada sepertiga
bagian tubuh dari arah anterior
(Nugroho, 2012).
Hewan ini melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi
bersifat gonokoris yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang berbeda. Fertillisasi terjadi secara internal. Telur hasil
fertillisasi dapat membentuk kista
dan dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak memungkinkan (Nugroho,
2012).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Zoologi Invertebrata tentang pengamatan
Filum Nemathelminthes.
Dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Mei 2016 pukul 10.00-12.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
, steroform, silet atau cutter, jarum pentul, loupe, dan alat tulis.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini,
yaitu cacing perut (Ascaris lumbricoides)
3.3
Cara Kerja
Adapun prosedur yang
akan dikerjakan pada praktikum kali ini, ialah sebagai berikut.
1. Diamati contoh-contoh hewan yang disediakan.
a. Deskripsikan
morfologi luar dari hewan yang saudara amati, yang meliputi: bentuk, ukuran,
segmentasi, ujung enterior dan posterior dan garis- garis longitudinal.
b. Bila
mungkin bedakan ciri-ciri di atas pada stadium muda dan dewas untuk beberapa
jenis cacing
2. Dalam
pengamatan permukaan tubuh, carilah lubang mulut, lubang ekskresi, lubang
genital dan anus. Di mana letaknya?
3. Dipelajari
saluran pencernaan makanan dari cacing yang saudara amati
a. Sebutkan
bagian-baginnya!
b. Jelaskan
struktur dari masing-masing bagian saluran pencernaan makanan tersebut!
4. Dipelajari alat respirasi, sirkulasi, ekskresi
dan sistem syaraf dari contoh cacing yang saudara amati, dalam hal: susunan dan
letaknya! Bila tidak tampak jelas pada bahan pengamatan, pelajari pada buku
teks!
5. Diamati penampang melintang dari Ascaris, jantan dan betina. Apa saja
yang tampak pada penampang melintang, kemudian buat gambarnya! Deskripsikan
bagian-bagian yang tampak, misalnya; bentuk, ukuran, sel-sel penyusun dan
letaknya.
6. Diamati
hewan betina
a. Berapa
ukurannya?
b. Carilah
alat reproduksinya. Sebutkan bagian- baginnya! Bila dalam preparat tidak tampak
jelas, pelajari dalam buku kepustakaan
7. Diamati
hewan jantan
a. Samakah
ukurannya dibandingkan denga yang betina?
b. Carilah
spikula kopulasi dan bursa kopulasi. Bagaimana bentuknya, hitung
jumlahnya dan di mana letaknya?
8. Diamati tekur dari beberapa anggota Nematoda.
Bagaimana bentuknya? Samakah ukuran dari telur-telur yang saudara amati?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan
Morfologi Cacing Perut
Gambar pengamatan
|
Foto referensi
|
Keteranagan
|
|
Gambar 1.
Ascaris lumbricoides
(Sumber: Sutarno,
2009).
|
1. Mulut
2. Usus
3. Ovarium
4. Kutikula
5. Anus
6. Cincin saraf
|
Tabel 2.
Pengamatan anatomi Cacing Perut
Gambar
pengamatan
|
Foto
referensi
|
Keteranagan
|
|
Gambar 2.
Ascaris lumbricoides
(Sumber: Sutarno, 2009)
|
1. Mulut
2. Bibir bagian dorsal
3. Bibir bagian ventral lateral
4. Lubang
5. Eksresi Spikula
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
hasil pembahasan dari Praktikum Zoologi Invertebrata tentang Nemathelmintes
merupakan cacing yang memiliki tubuh triploblastik
dan berbentuk bulat panjang. Ia disebut sebagai hewan pseudoselomata karena
memiliki rongga semu. Tubuhnya simetri bilateral dan sistem respirasi melalui permukaan tubuh. Filum
Nemathelminthes yaitu (Ascaris
lumbricoides)
cacing perut mempunyai tubuh yang panjang, berbentuk silinder, dan runcing pada
kedua ujungnya. Memiliki tiga buah bibir, satu dibagian dorsal dan dua di ventrolateral.
Di dekat ujung posterior terdapat anus dengan bibir yang tebal. Di
belakang bibir terdapat sebuah lubang eksresi yang terletak pada bagian
midventral. Permukaaan tubuh tidak berwarna dan dinding tubuh tersusun dari
kutikula, epidermis dan lapisan otot. Kutikula
berwarna putih kekuningan. Permukaan tubuh tertutup oleh kutikula yang halus, elastis,
liat membentuk garis-garis melintang sehingga menampakkan ruas-ruas semua pada
tubuh cacing. Saluran pencernaan makanan
terdiri atas mulut, faring, usus panjang, dan anus.
Hidup pada usus
manusia. Dinding tubuh tersusun dari kutikula,
epidermis dan lapisan otot yang
memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral,
tali-tali syaraf dorsal dan ventral yang dihubungkan oleh cincin
syaraf anterior. Cacing betina dalam
umur dewasa dan keadaan yang sama lebih besar dari yang jantan, panjang cacing
betina 20-40cm sedangkan yang jantan 10-15 cm (Rusyana, 2014).
cacing ini memiliki mulut berlanjut pada faring atau esofagus yang berbentuk silindris.
Faring berlanjut dengan intestin yang merupakan saluran
pencernaan bagian tengah. Intestin
itu berbentuk pipih dorsoventral dan
berdiding tipis. Ovarinya berjumlah
dua berbentuk benang yang menggulung. Ovari
mempunyai saluran telur (oviduk) yang
berukuran lebih lebar. Oviduk menuju
ke uterus yang terletak pada
dindingya yang berotot. Kedua uterus bergabung dan bermuara pada vagina lubang vagina atau vulva
terletak pada sepertiga bagian tubuh dari arah anterior (Jasin, 1984).
Ascaris lumbricoides hidup di usus manusia, dinding tubuh
tersusun dari kutikula epidermis, dan
lapisan otot yang memanjang dimana terdapat saluran eksresi lateral, tali-tali syaraf dorsal dan ventral yang dihubungkan oleh cincin syaraf anterior. Hewan ini hidup parasit di tubuh manusia siklus hidup
cacing ini sederhana, yaitu bila tertelan akan menetaskan larva, larva ini
meninggalkan usus dengan jalan menembus dinding usus untuk masuk ke dalam
peredaran darah dan mengikuti aliran darah sampai di jantung serta di paru-paru
kemudian masuk di trakea dan tertelan
lagi untuk kedua kalinya (Rusyana, 2014).
Tubuh yang panjang,
berbentuk silinder, dan runcing pada kedua ujungnya. Hewan betina berukuran
20-29 cm dengan diameter 4-6 mm. Hewan jantan berukuran lebih kecil, panjangnya
13-31 cm dengan diameter 2-4 mm. Permukaan tubuh pada umumnya tidak berwarna. Kutikula luar berwarna putih kekuningan.
Warna merah pada tubuhnya disebabkan oleh adanya hemoglobin. Ujung anterior
mempunyai bentuk yang sama pada kedua jenis kelamin (Kastawi, 2005).
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan
dan pembahasan Filum
Nemathelminthes maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Nemathelmintes merupakan cacing yang memiliki tubuh
triploblastik dan berbentuk bulat panjang. Ia disebut sebagai hewan
pseudoselomata karena memiliki rongga semu. Tubuhnya simetri bilateral dan
sistem respirasi melalui permukaan tubuh
Dan Nemathelminthes
memiliki dua kelas utama yaitu Nematoda dan Acanthochepala, salah satu spesies dari Filum Nemathelminthes
adalah Ascaris lumbricoides atau biasa disebut cacing perut yang
termasuk dalam kelas Nematoda. Ascaris lumbricoides hidup parasit di
tubuh manusia memiliki beberapa bagian tubuh yaitu mulut, usus, faring, uterus, anus dan
bagian-bagian lainnya. Nemathelminthes yang hidup bebas
berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh
makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya.
5.2
Saran
adapun
saran yang dapat di samapaikan yaitu dalam pengamatan seharusnya lebih memperhatikan
apa yang menjadi objek, dan harus teliti dalam menggukan alat dan bahan yang di
gunakan.
DAFTAR
PUSTA
Jasin, Maskoeri. 1984. Zoologi Invertebrata. Surabaya. Sinar
Kastawi.2005.
Zoologi
Averteberata. Malang
Kimball. 2006.
Biologi edisi 5 Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Nugroho.
2013. Pola Pertumbuhan Populasi
Vorticella globosa Pada Media Kultur Air Rendaman Alang-Alang, Bekatul dan Gedebok Pisang dengan Berbagai
Konsentrasi. Vol. 2 No. 2, 155–160. hari akses senin18 April 2016. Jam
15.30 Wib.
Rusyana. 2014. Zoologi Invertebrata (Teori dan Parktik). Bandung. Alfabeta.
Komentar
Posting Komentar